Minggu, 11 Oktober 2015

Sidat

        Indonesia adalah negara maritim yang kaya akan sumber daya laut. Mulai dari flora hingga fauna lautan. Sumber daya yang berlimpah ini mampu menghidupi masyarakat Indonesia bahkan cukup untuk diekspor ke luar negeri. Meskipun begitu, pemanfaatan sumber daya alam tidak dilakukan dengan efisien. Banyak petani, peternak, dan nelayan yang tidak mengetahui cara budidaya yang baik dan benar. Bukan hanya itu, banyak juga sumber daya Indonesia yang memiliki potensi jual yang besar namun tidak diolah dan dibiarkan terbengkalai. Salah satu contohnya adalah ikan dengan kandungan protein tinggi dan sering di konsumsi di Jepang. Ikan tersebut adalah sidat.
        Sidat adalah jenis ikan yang hidup di air laut dan beriklim tropis. Bentuk ikan ini mirip belut namun lebih dekat kekerabatannya dengan ikan. Sidat merupakan hewan nokturnal. Sidat juga merupakan jenis ikan gonokhoris tidak berdiferensiasi yang artinya pada mulanya jenis kelaminnya tidak jelas, namun pada fase dewasa akan ada yang menjadi jantan dan akan ada yang menjadi betina. Ikan sidat bertelur di air laut dengan kedalaman sekitar 500 meter di bawah permukaan laut, setelah bertelur induk ikan ini akan mati meninggalkan telurnya. Setelah telurnya menetas, sidat-sidat ini akan naik melawan arus sungai seperti salmon hingga ke hulu.
        Ikan ini banyak terdapat di Indonesia, namun belum banyak yang mengetahuinya. Padahal, di Jepang sidat sangat populer dengan nama unagi dan sudah banyak diproduksi menjadi berbagai jenis makanan. Di Indonesia sendiri, banyaknya permintaan akan sidat masih belum dapat dipenuhi oleh peternak sidat di Indonesia. Nilai ekspor sidat yang tinggi sesuai dengan tingkat kesulitan perawatannya. Meskipun demikian, berbisnis sidat memiliki peluang usaha yang tinggi, karena masih sedikit orang yang mengenal ikan misterius ini. Karena itulah, penting sekali untuk mengenalkan sidat kepada masyarakat Indonesia.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar