Pempek merupakan salah satu makanan yang banyak ditemukan di sekitar masyarakat. Makanan tersebut berasal dari sumatera selatan, dengan pusat di Palembang. Makanan khas tersebut dengan berbahan utama dari ikan yang sudah dihaluskan dengan memakai sagu, bawang putih halus, penyedap rasa seperti garam, maupun dengan menggunakan telur. Pempek disajikan dengan saus berwarna coklat yang disebut cuko yang didihkan dengan gula merah, ebi, cabe rawit tumbuk, bawang putih, dan garam. Kegunaan cuko dibuat untuk menambah rasa nafsu makan seseorang, tetapi seiring bertambahnya waktu cuko juga banyak ditemukan dalam rasa manis. Bahan utama dalam membuat pempek tersebut adalah daging ikan, sagu, telur ayam, air matang, dan garam. Pempek memliki beberapa jenis seperti pempek kapal selam yang merupakan jenis pepek paling terkenal, kemudian ada pempek telur, pempek keriting, pempe kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek belah, pempek panggang, pempek lenggang, dll.
Masyarakat Palembang sebagian besar beragama islam, dan awal mulanya pempek berasal dari akulturasi kebudayaan kuliner oleh pedangang china ke Palembang yang berupa bakso, namun bakso tersebut berbahan dasar daging yang tidak halal untuk dikonsumsi bagi masyaraakt Palembang. Palembang juga merupakan daerah penghasil ikan dan tanaman sagu yang cukup besar. Pada awal mulanya sekitar tahun 1617, di sungai musi terdapat ikan yang sangat berlimpah dan masih belum dimanfaatkan oleh masyarakt dengan baik, namun seorang apek yang berusia 65 tahun mencoba untuk mengolah dan mencampurkan daging ikan giling dengan menggunakan bahan dasar berupa sagu, setelah itu ia mendapatkan makanan dengan khas yang baru dan awalnya disebut sebagai kelesan. Kelesan kemudian diperdagangkan keliling, dan pada saat itu Kelesan banyak digemari oleh masyarakat Palembang. Masyarakat banyak memanggilnya sebagai apek atau pek, setelah pempek banyak digemari maka panggilan tersebut beredar, sehingga akhirnya disebut sebagai empek-empek atau pempek. Nama empek-empek atau pempek berasal dari sebutan "Apek" atau "Pek-pek", yaitu sebutan untuk paman atau lelaki tua dari keturunan Chinnese. Maka sejak tahun 1920’an kelesan dikenal dengan istilah pempek pada masyarakat Palembang, dan dibawa oleh masyarakat Palembang yang merantau ke luar daerah, dan makanan secara tidak langsung berkembang dan merupakan makanan favorit yang banyak digemari oleh masyarakat Indonesia.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar