Minggu, 13 September 2015

Pemerahan Susu Sapi

        Untuk meminimalisir jumlah sapi yang terinfeksi mastitis (radang kelenjar susu oleh bakteri patogen) dan untuk mendapatkan kualitas susu sapi yang baik, hal yang perlu sangat diperhatikan adalah proses pemerahannya. Pemerahan harus dilakukan secara konsisten, jumlah susu yang diperah harus sama setiap harinya dan dilakukan pada waktu yang sama setiap harinya. Sapi yang diperah juga harus tetap dijaga agar tidak stres, karena kualitas susu sapi juga bergantung pada keadaan psikologis sapi yang diperah.
        Untuk memaksimalkan pemerahan sapi, pertama-tama harus mengetahui cara dan tujuannya. Pada pemerahan susu sapi yang baik, ada beberapa aspek yang harus dicapai: menghasilkan susu dengan kualitas yang baik, meminimalisir jumlah sapi perahan yang terinfeksi mastitis dalam peternakan, memerah dari puting yang kering dan bersih, dan meminimalisir stres sapi perahan.
ada beberapa prosedur yang dapat dilakukan untuk memerah sapi:

  1. Meminimalisi stres
        Tingkat stres di lingkungan pemerahan harus sangat dijaga, baik pemerah maupun sapi perahan. Pemerah harus dalam keadaan psikologis yang baik agar dapat menjalankan proses dengan baik. Sementara kualitas susu sapi juga sangat dipengaruhi oleh keadaan psikologis sapi perahan, oleh karena itu sapi perahan harus dijaga agar tidak stres. Sapi perahan harus diusahakan dalam keadaan tenang dan rileks. Penggiringan sapi ke tempat pemerahan harus dilakukan secara halus dan lembut. Sebisa mungkin minimalisir suara-suara bising dan kasar yang tidak nyaman didengar dan juga harus dihindarkan dari hal-hal yang dapat mengejutkan sapi perahan. Sapi perahan dianjurkan untuk tidak berada dalam kandang penahanan lebih dari dua jam setiap harinya.
        Saat sapi dalam keadaan stres, hormon adrenalin dilepaskan secara berlebih dan mengganggu pelepasan hormon oksitosin yang diproduksi dari otak sapi. Secara alami, hormon oksitosin secara tidak langsung dapat merangsang produksi susu pada sapi perahan. Sama seperti manusia, saat dalam keadaan stres dan gelisah sapi juga mempunyai kecenderungan untuk tidak bisa diam sehingga juga akan menjadi kendala saat proses pemerahan berlangsung.
  1. Gunakan sarung tangan
        Penggunan sarung tangan dapat mencegah dan meminimalisir penularan bakteri patogen berbahaya yang dapat menular melalui kulit sapi dan manusia. Salah satu penyakit yang biasa terdapat pada peternakan sapi adalah infeksi mastitis, tanpa penggunaan sarung tangan, bakteri patogen yang menyebabkan infeksi mastitis dapat jauh lebih mudah menular melalui tangan pemerah dan menyebar ke sapi perahan lain. Selain penggunaan sapu tangan, tangan pemerah juga harus dipastikan bersih dengan selalu dicuci bersih menggunakan air dan sabun.
  1. Jaga sapi perahan dalam keadaan bersih
Sapi perahan terutama puting sapi dan semua yang berkenaan langsung dengan sapi perahan harus dijaga agar tetap bersih, termasuk alat-alat yang digunakan, tempat penahanan sapi, dan tempat pemerahan. kotoran-kotoran kasar seperti debu dan tanah bisa dibersihkan hanya dengan handuk tanpa menggunakan air. Hanya gunakan air untuk pembersihan jika memang harus dan pastikan bahwa hanya bagian puting susu sapi perahan yang terkena air dan tidak ke bagian lainnya. Penggunaan air dapat meningkatkan infeksi mastitis pada sapi dan jumlah bakteri yang lebih banyak pada susu hasil perahan.
  1. Forestrip
        Proses pertama yang perlu dilakukan saat sapi sudah benar-benar siap diperah adalah proses forestrip. Proses ini merupakan proses pengeluaran sedikit susu perahan dari setiap puting sapi. Tujuan dari proses ini adalah agar pemerah dapat melakukan pemersiksaan kualitas susu dan keberadaan bakteri patogen peyebab mastitis pada susu sebelum melakukan pemerahan. Proses ini juga menstimulasi puting agar dapat mengeluarkan susu secara lancar dan dapat meningkatkan debit susu yang keluar sehingga dapat mempersingkat waktu pemerahan. Susu yang dikeluarkan sedikit ini harus diletakkan pada wadah khusus, jangan bersentuhan langsung dengan kulit pemerah maupun dengan handuk yang biasa digunakan untuk membersihkan sapi perahan karena dapat meningkatkan penularan mikroorganisme berbahaya yang tidak diinginkan. Proses ini biasa dilakukan hanya dalam 10-20 detik saja persapi.
  1. Pre-dip
        Pre-dipping merupakan proses disinfeksi dengan cara pengolesan menggunaan suatu cairan yang dapat mengontrol perkembangan bakteri patogen penyebab mastitis. Pastikan setiknya 2/3 bagian dari setiap puting terlapisi cairan disinfektan ini. Biasanya proses ini dilakukan setidaknya 30 detik.
  1. Pengeringan
        Pengeringan dapat dilakukan dengan handuk yang dapat menyerap air dengan baik. Satu handuk atau lap yang digunakan hanya dapat digunakan untuk satu sapi, dua atau lebih sapi yang berbeda tidak boleh menggunakan handuk yang sama untuk mencegah penularan mikroorganisme yang tidak diinginkan. Residu-residu cairan disinfektan yang sebelumnya telah dioleskan juga harus dipastikan sudah bersih dari puting sapi. Pengeringan harus dilakukan dengan lembut dan halus. Pencucian handuk yang digunakan dalam pengeringan harus menggunakan detergen dan sanitizer, di atas 140 derajat Celcius dan dikeringkan dengan cara pemanasan hingga kering.
  1. Pemasangan alat pemerahan
        Pemasangan alat pemerahan paling baik dilakukan 1 hingga 1,5 menit sesudah proses forestripping karena debit susu akan mengalir besar 1 menit setelah distimulasi. Pemilihan waktu yang tepat dapat mengurangi hasil susu perahan. Alat harus dipastikan agar menggantung dengan baik dan selang-selang tidak boleh sampai kusut. Alat pemerahan juga tetap harus diperiksa selama proses pemerahan agar tidak terjadi slip, kendor, atau kegagalan teknis alat.
  1. Pelepasan alat pemerahan
        Pelepasan alat juga harus memperhatikan pemilihan waktu yang tepat, tidak boleh terlalu lama ataupun terlalu cepat. Pelepasan alat yang terlalu cepat akan mempengaruhi jumlah susu yang dapat diperah pada pemerahan selanjutnya, sedangkan pelepasan alat yang terlalu lama terutama jika susu sudah habis dapat melukai puting sapi dan mempengaruhi kualitas susu perahan. Saat akan melakukan pelepasan alat harus diperhatikan mesin sudah dalam keadaan mati.
  1. Post-dip
        Secepat mungkin setelah pelepasan alat pemerahan langsung dilakukan proses ini, prosesnya sama dengan pre-dip, tujuan dari proses ini juga kurang lebih sama. Dengan dilakukan proses ini dapat membunuh mikroorganisme baru yang ada sesudah pemerahan pada susu sapi sehingga patogen-patogen berbahaya dapat dikendalikan dan tidak berkembang dan menginfeksi sapi perahan di peternakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar