Perusahaan pangan, mencangkup makanan dan minuman merupakan bisnis yang besar secara global. Telah banyak perusahaan besar multinasional yang secara konsisten mencari cara untuk terus meningkatkan efisiensi produksi, keamanan, dan karakteristik makanan. Riset-riset dan pengembangan dilakukan secara ekstensif untuk mendapatkan keunggulan kompetitif dan market share. Dengan persaingan yang ketat ini, inovasi menjadi sebuah kunci yang vital dan memainkan peran penting dalam eksistensi perusahaan. Pada post kali ini, akan membahas mengenai pembelajaran mengenai inovasi produk maupun proses dari 3 perusahaan, Pennine Foods, H. P. Bulmer, dan Johma Nederland B.V.
Pennine Foods merupakan bagian dari perusahaan Northern Foods group yang memproduksi makanan siap saji yang dijual sebagian besar di Mark & Spencer sebagai langganan terbesar. Makanan utama yang dijual adalah kelompok pasta dengan omzet 85%. Marks & Spencer (M&S), sebagai retailer, menyediakan tempat dan departemen penjualan. Sebagai pemasok utama dan langganan terbesar, Pennine Foods dan M&S mempunyai hubungan yang sangat baik. Pembentukan dan pengembangan gagasan, serta inovasi terjadi karena adanya proses interaktif antara pekerja Marks & Spencer dan tim pengembangan produk pada Pennine. Jadi untuk pengadaan inovasi untuk menghadapi pasar yang begitu dinamis, masalah tidak diselesaikan sendiri karena masalah pasar yang mereka hadapi menjadi masalah bersama. Dari sini kita dapat belajar bahwa selalu dibutuhkan kesigapan dan terkadang perlu adanya kolaborasi untuk terus menjaga eksistensi perusahaan.
H. P. Bulmer merupakan perusahaan besar yang memproduksi berbagai merek dan label pribadi sari apel, serta merupakan produsen sari terbesar di Inggris dengan memegang hampir separuh pasar pada masanya itu. Ketika itu, H P Bulmer adalah satu-satunya produsen sari buah yang memiliki fasilitas R&D dan produk-produk baru yang dihasilkannya menimbulkan kemajuan teknis. Bahkan, telah memenangkan penghargaan Departemen Perdagangan dan Industri Inggris untuk keberhasilannya dalam inovasi produk cider. Cider merupakan salah satu minuman tradisional Inggris, dibuat dengan memfermentasi jus apel. Cider adalah minuman tradisional di Inggris dengan permintaan yang tidak besar sebelum tahun 1970. Pada tahun-tahun setelah 1970 pasar bergerak naik, terutama pada 1983 naik sangat tajam hingga pertumbuhan 90% pada komoditas minuman beralkokhol menjatuhkan konsumsi bir. Hal ini sebagian besar dikarenakan kegiatan pemasaran dari H P Bulmer 'memodernisasi' daya tarik segmen konsumen baru. Dari sini kita bisa belajar bahwa pentingnya perhatian akan riset dan pengembangan produk juga dapat membantu inovasi untuk meningkatkan eksistensi perusahaan. Hal ini diperagakan oleh H P Bulmer dengan membuka fasilitas R&D yang pada masa itu tidak dilakukan oleh produsen sari buah yang lain.
Johma Nederland B.V. adalah sebuah perusahan independen di bagian timur Belanda yang didirikan oleh Johan dan Gerrie Schreur pada 1968. Produk utama Johma adalah salad yang dijual ke tukang daging dan katering lokal. Pada masa itu, salad masih dikategorikan sebagai produk baru. Johma merupakan pemimpin pasar dan secara kontinyu menghasilkan modifikasi dan variasi makanan ringan salad ke pasar. Inovasi produk salad Johma mengandalkan hasil riset pasar yang dilakukannya, secara khusus terhadap konsumen dan kompetitor. Perusahaan Johma secara reguler melakukan observasi konsumen serta kebutuhan dan keinginannya. Inovasi produk adalah elemen penting dari strategi Johma terlihat dari sekitar 15-20% penjualan tahunan berasal dari produk baru. Strategi lain adalah memperkenalkan konsep produk baru yang menciptakan pasar baru. Dari sini kita dapat belajar bahwa dalam perusahaan pangan, inovasi yang berdasarkan pada pasar yang dituju merupakan hal yang penting. Johma adalah perusahaan yang berfokus pada pasarnya (Market-oriented). Eksistensi perusahaan dapat dipertahankan dengan selalu menjaga konsumen yang merupakan kunci utama dari eksistensi perusahaan itu sendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar